Budidaya Perairan 2010 Fkip Haluoleo Dominikus Deky Salombre: Perencanaan dalam manajemen

Entri Populer

Kamis, 24 Maret 2011

Perencanaan dalam manajemen


KATA PENGANTAR


       Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat karunia dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah Dasar-Dasar Manajemen dengan Judul Perencanaan Manajemen tepat pada waktunya.
                    Kami sebagai penulis tak lupa mengucapkan terima kasih kepada para rekan – rekan mahasiswa, para dosen serta seluruh pihak yang telah membantu dalam penyusunan Makalah Dasar-Dasar Manajemen dengan Judul Perencanaan Manajemen ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik.
                     Kami penulis menyadari bahwa di dalam penyusunan laporan lengkap ini terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan penyusunan makalah kedepannya.
                     Selain itu kami penulis mengharapkan sekiranya makalah ini dapat memberikan manfaat kepada para pembaca maupun penulis sendiri.
                                                                                                Kendari,    Maret 2011

                                                                                                              Penulis



ii
 
DAFTAR ISI

                                                                                                                                           Hal 
HALAMAN JUDUL....................................................................................................        i
KATA PENGANTAR.................................................................................................        ii
DAFTAR ISI ...............................................................................................................         iii
Bab 1 : Pendahuluan ..................................................................................................          1
I.                   Latar Belakang ..........................................................................................           1
II.                Tujuan dan Manfaat .................................................................................            2
III.             Rumusan Masalah .....................................................................................           3
Bab 2 : Pembahasan ...................................................................................................         4
1.      Batasan Perencanaan .........................................................................................        4
2.      Unsur-Unsur Suatu Rencana ..............................................................................       5
3.      Tujuan Perencanaa manajemen .........................................................................        6
4.      Sifat suatu rencana yang baik ............................................................................        7
5.      Proses Pembuatan Rencana  ..............................................................................        7
6.      Siapa Pembuat Rencana .....................................................................................       9
7.      Tujuan Perusahaan .............................................................................................       11
8.      Klasifikasi Tujuan ..............................................................................................       12
9.      Peranan Tujuan Pada tugas-tugas Pemimpin .....................................................       13
10.  Elemen-Elemen Perencanaan ..............................................................................      14
11.  Pendekatan Perencanaan .....................................................................................      16
Bab 3 : Penutup .............................................................................................................      18
I.                   Kesimpulan ....................................................................................................     18
II.                Saran ..............................................................................................................     18
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................        iv

iii
 


BAB 1
PENDAHULUAN

A.       LATAR BELAKANG
Diketahui bahwa ilmu manajemen telah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Hal ini dibuktikan dengan adanya piramida di Mesir.[6] Piramida tersebut dibangun oleh lebih dari 100.000 orang selama 20 tahun. Piramida Giza tak akan berhasil dibangun jika tidak ada seseorang—tanpa memedulikan apa sebutan untuk manajer ketika itu—yang merencanakan apa yang harus dilakukan, mengorganisir manusia serta bahan bakunya, memimpin dan mengarahkan para pekerja, dan menegakkan pengendalian tertentu guna menjamin bahwa segala sesuatunya dikerjakan sesuai rencana.
Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan. Fungsi manajemen pertama kali diperkenalkan oleh seorang industrialis Perancis bernama Henry Fayol pada awal abad ke-20. Ketika itu, ia menyebutkan lima fungsi manajemen, yaitu merancang, mengorganisir, memerintah, mengordinasi, dan mengendalikan. Namun saat ini, kelima fungsi tersebut telah diringkas menjadi tiga, yaitu:
  1. Perencanaan (planning) adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan secara keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Manajer mengevaluasi berbagai rencana alternatif sebelum mengambil tindakan dan kemudian melihat apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat digunakan untuk memenuhi tujuan perusahaan. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan, fungsi-fungsi lainnya tak dapat berjalan.
  2. 1
    Pengorganisasian (organizing) dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan
untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-bagi tersebut. Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang harus dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, pada tingkatan mana keputusan harus diambil.
  1. Pengarahan (directing) adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha
Dengan itu, maka dapat dilihat perencanaan merupakan hal utama yang perlu dipersiapkan suatu organisasi yang akan melakukan manajemen organisasi, sebab Perencanaan diperlukan dan terjadi dalam berbagai bentuk organisasi, sebab perencanaan ini merupakan proses dasar manajemen di dalam mengambil suatu keputusan dan tinsdakan. Perencanaan diperlukan dalam setiap jenis kegiatan baik itu kegiatan organisasi, perusahaan maupun kegiatan dimasyarakat, dan perencanaan ada dalam setiap fungsi-fungsi manajemen, karena fungsi-fungsi tersebut hanya dapat melaksanakan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan dalam perencanaan.
B.      TUJUAN DAN MANFAAT

-          Dapat Mengetahui Unsur-Unsur perencanaan yang dibuthkan dalam suatu manajemen.
-          Memberikan gambaran Proses pembuatan rencana pada suatu organisasi
-          Menguraikan Tujuan yang harus dicapai dalam suatu organisasi, baik berupa tujuan tunggal maupun jamak.
-          Menambah wawasan pembaca dalam memahami konsep perencanaan dalam manajemen terkait pembuat rencana tersebut.
-          Dapat mengetahui sifat suatu rencana yang baik.


2
 
C. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini adalah:
a.      Apa Pengertian Perencanaan dalam suatu Manajemen?
b.      Unsur-unsur apa saja yang ada dalam suatu rencana ?
c.       Bagaimana sifat suatu rencana yang baik?
d.      Proses pembuatan rencana?
e.      Siapa pembuat rencana?
f.        Apakah tujuan perusahaan?













3
 
BAB 2
PEMBAHASAN

PERENCANAAN DALAM MANAJEMEN
Dalam manajemen, perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain—pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan—tak akan dapat berjalan.
Rencana dapat berupa rencana informal atau rencana formal. Rencana informal adalah rencana yang tidak tertulis dan bukan merupakan tujuan bersama anggota suatu organisasi. Sedangkan rencana formal adalah rencana tertulis yang harus dilaksanakan suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu. Rencana formal merupakan rencana bersama anggota korporasi, artinya, setiap anggota harus mengetahui dan menjalankan rencana itu. Rencana formal dibuat untuk mengurangi ambiguitas dan menciptakan kesepahaman tentang apa yang harus dilakukan.
1.         Batasan Perencanaan
Beberapa batasan telah banyak dikemukakan dalam perencanaan manajemen ini, diantaranya Newman yang mengatakan perencanaan adalah penentuan terlebih dahulu apa yang akan dikerjakan (Planning is deciding in advance what is to be done). Kemudian Louis A. Allen lain pula perumusannya, ia mengatakan perencanaan adalah penentuan serangkaian tindakan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Sementara Charles Bettleheim mengatakan Setiap perencanaan memiliki dua elemen yakni tujuan dan alat.
Pernytaan tersebut semakin diperjelas Koonts dan O’Donnel, yang mengatakan perencanaan adalah fungsi seorang manajer yang berhubungan dengan  pemilihan dari
4
 
berbagai alternatif dari tujuan, kebijaksanaan, prosedur dan program.
Dengan obyektif dimaksud terhadap apa perusahaan yang diorganisasi ditunjukan. Sedangkan dengan kebijaksanaan adalah pernyataan umum yang membimbing atau menyalurkan pikiran dalam pengambilan keputusan terhadap bawahan dari berbagai bagian perusahaan. Akhirnya, program adalah campuran dari kebijakan dan prosedur, biasanya dilengkapi dengan modal yang dimaksudkan untuk mengerjakan serangkaian tindakan.
2.         Unsur-Unsur Suatu Perencanaan
Pada umumnya, suatu rencana memiliki enam unsur, yaitu the what, the why, the where, the when, the who, dan the how. Dengan demikian rencana yang baik mampu menjawab 6 pertenyaan tersebut.
a.      Tindakan apa yang harus dikerjakan?
b.      Apakah sebabnya tindakan itu harus dikerjakan?
c.       Dimanakah tindakan itu harus dilakukan?
d.      Kapankah tindakan itu harus dilakukan?
e.      Siapakah yang akan melakukan tindakan itu?
f.        Bagaimanakah caranya melakukan tindakan itu?
Dari jawaban pertanyaan diatas, harus memuat hal berikut:
a.      Penjelasan dari perincian kegiatan-kegiatan yang dibutuhkannya, faktor-faktor produksi yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan tersebut agar apa yang menjadi tujuan dapat dihasilkan.
b.      Penjelasan mengapa kegiatan itu harus dikerjakan dan mengapa tujuan itu harus dicapai.
c.       Penjelasan tentang lokal fisik setiap kegiatan yang harus dikerjakan sehingga tersedia segala fasilitas yang dibutuhnkan.
5
 
d.      Penjelasan tentang Waktu dan selesainya pekerjaan itu.
e.      Penjelasan tentang para petugas yang akan mengerjakan pekerjaannya, baik mengenai kuantitas maupun mengenai kualitas, yaitu klasifikasi pegawai dll.
f.        Penjelasan tentang tehnik mengerjakan pekerjaan.
Dari penjelasan tersebut jelaslah bahwa suatu rencana haruslah sebagaimana yang dibatasi diatas, yaitu penetapan telebih dahulu apa yang akan dikerjakan dalam batas waktu tertentu dengan menggunakan faktor produksi untuk mendapatkan hasil tertentu.
3.      Tujuan Perencanaan dalam manajemen
Stephen Robbins dan Mary Coulter mengemukakan empat tujuan perencanaan. Tujuan pertama adalah untuk memberikan pengarahan baik untuk manajer maupun karyawan nonmanajerial. Dengan rencana, karyawan dapat mengetahui apa yang harus mereka capai, dengan siapa mereka harus bekerja sama, dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi. Tanpa rencana, departemen dan individual mungkin akan bekerja sendiri-sendiri secara serampangan, sehingga kerja organisasi kurang efesien.
Tujuan kedua adalah untuk mengurangi ketidakpastian. Ketika seorang manajer membuat rencana, ia dipaksa untuk melihat jauh ke depan, meramalkan perubahan, memperkirakan efek dari perubahan tersebut, dan menyusun rencana untuk menghadapinya.
Tujuan ketiga adalah untuk meminimalisir pemborosan. Dengan kerja yang terarah dan terencana, karyawan dapat bekerja lebih efesien dan mengurangi pemborosan. Selain itu, dengan rencana, seorang manajer juga dapat mengidentifikasi dan menghapus hal-hal yang dapat menimbulkan inefesiensi dalam perusahaan.
6
Tujuan yang terakhir adalah untuk menetapkan tujuan dan standar yang digunakan dalam fungsi selanjutnya, yaitu proses pengontrolan dan pengevalusasian. Proses pengevaluasian atau evaluating adalah proses membandingkan rencana dengan kenyataan yang ada. Tanpa adanya rencana, manajer tidak akan dapat menilai kinerja perusahaan. Selain keempat hal tersebut, sebagian besar studi menunjukan adanya hubungan antara perencanaan dengan kinerja perusahaan.
4.      Sifat Suatu rencana yang baik
Rencana yang baik mengandung unsur-unsur berikut:
a.      Pemakaian kata-kata yang sederhana dan terang,
b.      Fleksibel,
c.       Mempunyai stabilitas,
d.      Ada dalam pertimbangan, dan
e.      Meliputi semua tindakan yang diperlukan.
Kata dan kalimat yang dipergunakan oleh rencana haruslah sederhana dan mudah dimengerti untuk meniadakan penafsiran yang berbeda. Sering si pembuat rencana tidaklah selalu orang yang melaksanakan rencana kerenanya susunan katanya harus jelas. Selanjutnya harus fleksibel, artinya rencana tersebut harus dapat menyesuaikan diri dengan keadaan yang berubah yang tidak diduga sebelumnya.
Disamping itu adanya kemungkinan mengadakan perubahan, maka suatu rencana haruslah mempunyai sifat stabil, yang berarti suatu saat tidak perlu diubah atau tidak dipakai. Oleh karenanya, rencana haruslah cukup luas untuk meliputi semua tindakan yang diperlukan, artinya haruslah rencana tersebut meliputi segala-galanya, sehingga terjamin koordinasi dan tindakan seluruh unsur organisasi.
5.      Proses Pembuatan Rencana
Untuk membuat suatu perencanaan ada beberapa tindakan yang harus dilalui. Langkah tersebut adalah:

7
 
a.      Menetapkan tugas dan tujuan
b.      Mengobservasi dan menganalisis
c.       Mengadakan kemungkinan-kemungkinan
d.      Membuat sintesis
e.      Menyusun rencana
Penjelasan:
a.      Menetapkan tugas dan tujuan
            Pelakasaan tugas seiring dengan tujuannya, dalam membuat suatu rencana pertama-tama kita harus menetapkan tugas dan tujuan. Dengan tugas dimaksudkan kegiatan apa yang harus dikerjakan. Seperti memproduksi barang, jasa dll.  Tujuan dari kegiatan dimaksudakan nilai-nilai yang diharapkan untuk dipelihara, diperoleh atau diadakan.
            Apa tujuan kita, misalnya membuka usaha perikanan seperti unit bisnis lobster, mencari keuntungan sebesar-besarnyakah, memberi kesempatan kerjakah, mencari keunggulan dibidang kualitaskah, dan sebagainya. Penetapan tujuan merupakan landasan dari pembuatan rencana kemudian.  Demikianlah betapa pentingnya peranan penetapan tujuan itu.
b.      Mengorganisasi dan menganalisis
Setelah tugas dan tujuan perusahaan telah ditetapkan, langkah berikutnya ialah mencapai faktor yang akan mempermudah mencapai tujuan. Bila faktor-faktor itu sudah terkumpul, dianalisis, untuk dapat menetapkan, mana yang masih efektif digunakan pada masa yang akan datang. Untuk mendapatkan faktor-faktor tersebut maka bahan-bahan dari pengalaman dapat digunakan, demikian juga pengalaman pihak-pihak yang lain.
8
 
c.       Mengadakan Kemungkinan – kemungkinan
Tersedianya bahan-bahan yang diperoleh pada langkah terdahulu, memberikan perencanaan dapat membuat beberapa kemungkinan untuk mencapai tujuan perusahaan. Hal ini adalah keharusan, seperti pribhasa mengatakan ada beberapa jalan untuk mencapai roma. Kemungkinan itu dapat diurut-urut atas dasar tertentu, misalnya lamanya diselesaikan, besarnya biaya dan lain sebagainya.
d.      Membuat Sintesis
Terdapat beberapa kemungkinan untuk mencapai suatu tujuan yang memaksa si pembuat rencana harus memilih berbagai alternatif. Pemilihan salah satu kemungkinan sering kali tidak tepat sebab masing-masing kemungkinan selalu mengandung unsur yang baik disela-selanya ada unsur negativnya. Oleh karena itu pada fase ini sipembuat rencana harus mengawinkan atau membuat berbagai kemungkinan itu. Sela-sela negatifnya dari masing-masing kemungkinan dibuang, dan unsur-unsur yang positif diambil sehingga diperoleh sintesis dari beberapa kemungkinan.
6.      Siapa Pembuat Rencana
Fungsi manajer adalah membuat rencana, tidak berarti manajer yang bertanggung jawab kepada keadaan dan pembuatan rencana. Siapa yang membuat rencana, tergantung kepada keadaan, dan ada beberapa kemungkinan siapa pembuat rencana tersebu. Dengan kata lain seorang manajer dapat menugaskan orang-orang atau badan tertentu untuk membuat rencana. Penugasan dapat diberikan kepada :
a.      Panitia Perencanaan
9
Sebelumnya telah dijelaskan bahwa tidak semua tugas dilakukan oelh manajer, mengingat manajer adalah manusia yang memiliki keterbatasan waktu, pengetahuan dan kemampuan.  Maka sebagian fungsinya itu didelegasikan untuk dikerjakan oleh orang-orang tertentu baik dari dalam perusahaan maupun dari luar perusahaan.
Tugas perencanaan dalam perusahaan merupakan tugas yang tidak terus menerus. Untuk pelaksanaan rencana dengan kerja sama oleh pemimpin sering dibentuk sebuah panitia perencana yang bertugas mengadakan perencanaan.
Orang yang diangkat sebagai panitia perencana, khususnya hanya kepala-kepala bagian, dapat pula orang-orang ahli dari luar perusahaan, mungkin pula kombinasi dari kedua hal itu. Supaya terdapatnya kerja tim dalam pelakasanaan rencana, sebaiknya pegawai perusahaan diikutsertakan, seperti kepala bagian dan kepala-kepala seksi. Untuk mendapat sokongan dari masyarakat guna perencanaan tersebut. Maka baik pula kalau unsur-unsur dalam masyarakat diikutsertakan.
b.      Bagian Perencanaan
Seringkali tugas perencanaan merupakan tugas yang terus menerus dan amat rumit pada perusahaan industri yang memproduksikan barang potongan. Pada keadaan seperti ini sering dibentuk suatu bagian perencanaan di dalam perusahaan, yang khusus bertugas dibelakang perencanaan. Bagian perencanaan memiliki kedudukan yang sama dengan bagian-bagian lain yakni merencanakan segala sesuatu, terutama merencanakan tugas-tugas bagian produksi.
c.       Tenaga Staf
Dalam suatu perusahaan sering kali kita temui golongan karyawan. Golongan pemikir dan golongan pelaksana. Pada umumnya, orang yang merencanakan haruslah yang dapat berfikir dan dapat melihat kedepan dan dapat menganalisis fakta-fakta yang tersedia. Orang seperti ini, sering disebut staf, tugasnya menganalisis fakta-fakta kemudia merencanakan sesuatu guna diserahkan kepada manajemen.


10
 
7.      Tujuan Perusahaan
Tujuan Perusahaan tidak selalu mudah menentukannya karena seringkali terdapat beberapa tujuan yang satu sama lain adalah sama-sama penting. Jadi, umpamanya suatu lembaga pendidikan menghadapi beberapa tujuan sama-sama penting seperti:
a.      Mendidik siswa-siswanya menjadi warag negara yang benar-benar mengutamakan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan.
b.      Mendidik siswa-siswa menjadi manusia yang praktis dan cinta akan kenyataan.

c.       Mendidik manusia (siswa-siswa) yang cakap dan warga negara yang demokratis serta bertanggunga jawab tentang kesejahteraan masyarakat tanah air.
Apabila terdapat berbagai tujuan seperti contoh diatas, haruslah diadakan pemilihan dari berbagai tujuan tersebut. Tetapi tidak berarti bahwa tujuan tersebut harusnya selalu satu atau singular. Banyak perusahaan tujuannya lebih dari satu atau jamak. Tetapi harus diingat bahwa dalam penentuan jumlah maupun dalam pemilihan tujuan tersebut haruslah diperhatikan kemampuan perusahaan.
Perusahaan pada koperasi misalkan, tujuannya selain menyediakan kebutuhan-kebutuhan sehari-hari, juga bersama-sama membeli alat-alat pertanian, dan menjual hasil pertanian bahkan bertujuan memberikan kredit kepada anggotanya yang membutuhnkan. Demikian pula dengan perusahaan yang mempunyai tujuan sebagai berikut.
a.      Tempat unutk bekerja
b.      Perusahaan yang menjual hasil produksi semurah mungkin
c.       Perusahaan yang baik untuk penanaman modal
d.     
11
Perusahaan yang membantu pemerintah dalam merealisasikan pembangunan lima tahun.
8.      Klasifikasi Tujuan
Dalam mengadakan klasifikasi tujuan ini, kita mengikuti seluruhnya apa yang dikemukakan oleh R.C Davis, oleh Beishline dikutip juga dalam bukunya, baik dalam kalangan ketentaraan, maupun di lingkungan industri yang dijadikan pedoman adalah sebagai berikut:
a.      Primer
Tujuan pengabdian:
-          Tujuan Organisasi:
Umum, besar, kecil, dan perorangan


-          Tujuan Operasi dalam penyelesaian proyek tertentu:
Perantara, Terakhir
b.      Kolateral
-          Tujuan Sosial Koleteral
-          Tujuan Pribadi:
Perorangan, rombongan
c.       Sekunder
-          Ekonomi
-          Efektifitas

Tujuan Pengabdian dirumuskan oleh R.C Davis sebagai nilai-nilai ekonomis yang harus diberikan, langsung atau tidak langsung oleh organisasi kepada umum dalam bentuk barang-barang dan jasa-jasa”. Tujuan pengabdian tersebut terbagi dua yaitu pengabdian di lapangan organisasi dan tujuan pengabdian di lapangan operatif.
12
Tujuan pengabdian di lapangan organisasi dirumuskan sebagai nilai-nilai yang harus disumbangkan kepada umum oleh organisasi  sebagai satu kesatuan. Tujuan operatip dianggap sebagai tujuan pengabdian karena pelaksanaannya langsung mengakibatkan munculnya nilai-nilai yang berguna untuk umum.
Tujuan pengabdian di lapangan organisasi dapat dipecah dalam tujuan pengabdian umum, besar, kecil dan perseorangan, sesuai dengan tingkatan pengabdiannya. Tujuan pengabdian di lapangan operatif dapat dibedakan antara tujuan operasi perantara, yakni nilai-nilai yang diharapkan untuk diselesaikan oleh suatu proyek khusus dan tujuan operasi terakhir, yakni nilai-nilai terakhir yang dihasilkan oleh proyek iti.
Selanjutnya, davis merumuskan tujuan-tujuan sosial kolateral sebagai nilai-nilai umum dalam arti luas, yang perlu untuk kebaikan masyarakat dan dipengaruhi oleh kegiatan-kegiatan perniagaan.
Akhirnya, tujuan sekunder dirumuskan sebagai nilai-nilai yang berkenaan dengan ekonomi dan efektifitas dalam mencapai tujuan primer dan tujuan kolateral. Dengan pengklasifikasian yang dikemukakan oleh R.C Davis, jelaslah dalam menentukan tujuan perusahaan tersebut haruslah sedemikian rupa sehingga perusahaan benar-benar menjalankan fungsi solusinya.

9.        Peranan Tujuan Pada Tugas-Tugas Pemimpin

                   Tujuan Perusahaan merupakan suatu pendahulaun yang perlu bagi suatu perencanaan, namun sesungguhnya peranan tujuan itu lebih luas dari padanya, sebab tujuan perusahaan merupakan hal yang paling penting dalam pelaksanaan tugas-tugas.
                   Seseorang yang bertugas mengadakan perencanaan hanya dapat membuat suatu rencana tersebut dengan efektif kalau tujuan dari organisasi seluruhnya telah diketahui atau ditentukan terlebih dahulu. Dengan demikian tujuan itu merupakan dasar dalam pembuatan rencana.
                   Demikian juga dalam pelaksanaan tugas yang kedua, yakni organizing, penyusunan faktor-faktor produksi sedemikian rupa atau penentuan pembagian pekerjaan dalam perusahaan yang bersangkutan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga langkah-langkah tersebut dapat merealisasikan apa yang menjadi tujuan perusahaan.

13
                   Lebih Nyata lagi dalam tugas pemimpin yang ketiga, staffing. Pemilihan dan penetapan tugas-tugas dalam perusahaan haruslah sedemikian rupa sehingga petugas dapat melakukan tugasnya sebagaimana yang telah ditentukan dalam fungsi organizing. Benar-benar tertuju pada pencapaian tujuan perusahaan.
                   Seterusnya perintah yang diberikan oleh atasan pimpinan kepada bawahannya, haruslah tugas-tugas yang sedikit banyaknya terarah kepada apa yang menjadi obyek perusahaan. Jadi tujuan perusahaan merupakan alat atau standar bagi mereka yang mengawasi pelaksanaan tugas-tugas bawahannya.

10.  Elemen perencanaan

Pada perencanaan yang dibuat oleh sebuah organisasi, memiliki 2 elemen perencanaan,  ialah:

a.      Sasaran

Sasaran adalah hal yang ingin dicapai oleh individu, grup, atau seluruh organisasi.[2] Sasaran sering pula disebut tujuan. Sasaran memandu manajemen membuat keputusan dan membuat kriteria untuk mengukur suatu pekerjaan.
Sasaran dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu sasaran yang dinyatakan (stated goals) dan sasaran riil. Stated goals adalah sasaran yang dinyatakan organisasi kepada masyarakat luas. Sasaran seperti ini dapat dilihat di piagam perusahaan, laporan tahunan, pengumuman humas, atau pernyataan publik yang dibuat oleh manajemen. Seringkali stated goals ini bertentangan dengan kenyataan yang ada dan dibuat hanya untuk memenuhi tuntutan stakeholder perusahaan. Sedangkan sasaran riil adalah sasaran yang benar-benar dinginkan oleh perusahaan. Sasaran riil hanya dapat diketahui dari tindakan-tindakan organisasi beserta anggotanya.

14
Ada dua pendekatan utama yang dapat digunakan organisasi untuk mencapai sasarannya. Pendekatan pertama disebut pendekatan tradisional. Pada pendekatan ini, manajer puncak memberikan sasaran-sasaran umum, yang kemudian diturunkan oleh bawahannya menjadi sub-tujuan (subgoals) yang lebih terperinci. Bawahannya itu kemudian menurunkannya lagi kepada anak buahnya, dan terus hingga mencapai tingkat paling bawah. Pendekatan ini mengasumsikan bahwa manajer puncak adalah orang yang tahu segalanya karena mereka telah melihat gambaran besar perusahaan. Kesulitan utama terjadi pada proses penerjemahan sasaran atasan oleh bawahan. Seringkali, atasan memberikan sasaran yang cakupannya terlalu luas seperti "tingkatkan kinerja," "naikkan profit," atau "kembangkan perusahaan," sehingga bawahan kesulitan menerjemahkan sasaran ini dan akhirnya salah mengintepretasi maksud sasaran itu (lihat gambar).
Pendekatan kedua disebut dengan management by objective atau MBO. Pada pendekatan ini, sasaran dan tujuan organisasi tidak ditentukan oleh manajer puncak saja, tetapi juga oleh karyawan. Manajer dan karyawan bersama-sama membuat sasaran-sasaran yang ingin mereka capai. Dengan begini, karyawan akan merasa dihargai sehingga produktivitas mereka akan meningkat. Namun ada beberapa kelemahan dalam pendekatan MBO. Pertama, negosiasi dan pembuatan keputusan dalam pendekatan MBO membutuhkan banyak waktu, sehingga kurang cocok bila diterapkan pada lingkungan bisnis yang sangat dinamis. Kedua, adanya kecenderungan karyawan untuk bekerja memenuhi sasarannya tanpa memedulikan rekan sekerjanya, sehingga kerjasama tim berkurang. Ada juga yang bilang MBO hanyalan sekedar formalitas belaka, pada akhirnya yang menentukan sasaran hanyalah manajemen puncak sendiri.

b.      Rencana

15
Rencana atau plan adalah dokumen yang digunakan sebagai skema untuk mencapai tujuan. Rencana biasanya mencakup alokasi sumber daya, jadwa, dan tindakan-tindakan penting lainnya. Rencana dibagi berdasarkan cakupan, jangka waktu, kekhususan, dan frekuensi penggunaannya. Berdasarkan cakupannya, rencana dapat dibagi menjadi rencana strategis dan rencana operasional. Rencana strategis adalah rencana umum yang berlaku di seluruh lapisan organisasi sedangkan rencana operasional adalah rencana yang mengatur kegiatan sehari-hari anggota organisasi.
Berdasarkan jangka waktunya, rencana dapat dibagi menjadi rencana jangka panjang dan rencana jangka pendek. Rencana jangka panjang umumnya didefinisikan sebagai rencana dengan jangka waktu tiga tahun, rencana jangka pendek adalah rencana yang memiliki jangka waktu satu tahun. Sementara rencana yang berada di antara keduanya dikatakan memiliki intermediate time frame.
Menurut kekhususannya, rencana dibagi menjadi rencana direksional dan rencana spesifik. Rencana direksional adalah rencana yang hanya memberikan guidelines secara umum, tidak mendetail. Misalnya seorang manajer menyuruh karyawannya untuk "meningkatkan profit 15%." Manajer tidak memberi tahu apa yang harus dilakukan untuk mencapai 15% itu. Rencana seperti ini sangat fleksibel, namun tingkat ambiguitasnya tinggi. Sedangkan rencana spesifik adalah rencana yang secara detail menentukan cara-cara yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan. Selain menyuruh karyawan untuk "meningkatkan profit 15%," ia juga memberikan perintah mendetail, misalnya dengan memperluas pasar, mengurangi biaya, dan lain-lain.
Terakhir, rencana dibagi berdasarkan frekuensi penggunannya, yaitu single use atau standing. Single-use plans adalah rencana yang didesain untuk dilaksanakan satu kali saja. Contohnya adalah "membangun 6 buah pabrik di China atau "mencapai penjualan 1.000.000 unit pada tahun 2006." Sedangkan standing plans adalah rencana yang berjalan selama perusahaan tersebut berdiri, yang termasuk di dalamnya adalah prosedur, peraturan, kebijakan, dan lain-lain.
11.  Pendekatan Perencanaan
Dalam proses-proses perencanaan ada beberapa pendekatan perencanaan dalam

manajemen yang saling berkaitan antara lain;
1.     
16
Perencanaan inside-out dan perencanaan outside-in
Perencanaan inside-out: terfokus pada yang sudah dilakukan dan mengusahakan untuk melakukan yang tebaik yang dapat dilakukan. Ini meningkatkan efektivitas organisasi.
Perencanaan outside-in: dari analisa lingkungan eksternal muncul perencanaan untuk mengeksploitasi kesempatan-kesempatan dan meminimisasi permasalahan yang terjadi.
Kedua perencanaan ini dapat dikombinasikan agar optimal.
2.      Perencanaan top-down dan perencanaan bottom-up
Perencanaan dari atas ke bawah (top-down): manajer dibawah manajer puncak membuat perencanaan berdasarkan tujuan yang telah ditentukan manajer puncak.
Perencanaan dari bawah ke atas (bottom-up) dikembangkan pada tingkatan yang lebih bawah tanpa adanya batasan yang secara teratur melewati hirarki tersebut ke tingkat manajer puncak. Kelebihan: kuatnya komitmen dan kepemilikan dalam perencanaan yang lebih rendah. Kelemahan: bila terlalu ekstrim mungkin akan gagal untuk menghasilkan seluruh tugas yang terintegrasi dalam organisasi secara keseluruhan.
3.      Perencanaan contingency
Perencanaan yang terfokus pada pemikiran ke depan. Perencanaan ini meliputi penentuan alternatif-alternatif tindakan yang dapat diimplementasikan seandainya perencanaan orisinil tidak sesuai karena adanya perubahan keadaan. Kunci: prediksi perubahan yang akan datang yang dapat berakibat pada perencanaan yang sedang dijalankan.





17
 
BAB 3
PENUTUP

1.      Kesimpulan
-          perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain—pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan—tak akan dapat berjalan.
-          Perencanaan  memiliki Batasan, Unsur-unsur rencana, sifat rencana, proses pembuatan, pembuat rencana, tujuan, serta elemen-elemennya.

2.      Saran
Saran yang dapat kami ajukan dalam pembuatan makalah ini ialah, sebaiknya dalam manajemen perhatian khusus diberikan pada tahap perencanaan, sebab perencanaan merupakan pondasi pergerakan organisasi dalam mencapai tujuannya.










18
 
DAFTAR PUSTAKA

Manullang,M. 2001. Dasar-Dasar Manajemen, Gajah mada University: Yogyakarta.





                                                            









iv
 


MAKALAH
DASAR – DASAR MANAJEMEN


“PERENCANAAN DALAM MANAJEMEN”
 











DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 5 :

ARDANA KURNIAJI (I1A210097)
IRSA SETIADI PRATAMA (I1A210093)
WAHYU (I1A210085)
M. AWANG INDRAWAN (I1A210091)
DOMINIKUS DEKI (I1A210099)
NAFIR JAMAL (I1A210103)

PROGRAM STUDI : BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2011

Tidak ada komentar: